BPSNT Makassar

Home Kegiatan Repostase Lawatan Sejarah 2011

Repostase Lawatan Sejarah 2011

Selamat datang di “Bumi Sawerigading”, adalah pernyataan pertama yang diucapkan salah seorang tokoh masyarakat di Kota Palopo dalam menyambut peserta lawatan sejarah, 5 – 7 Mei 2011. Peserta ”Lawatan Sejarah” ini berjumlah 50 orang, terdiri atas 25 orang Guru sejarah dan 25 orang siswa/i SMA/SMU Jurusan IPS sesuai ketentuan/persyaratan dari panitia yang berasal dari tiga wilayah kerja BPSNT Makassar (Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Bumi Sawerigading nampak begitu cerah, dan masih tampak sisa-sisa kejayaan masa lalu sebagai salah satu kerajaan besar di Sulawesi Selatan. Sebagaimana kita sadari bersama bahwa dalam mengembang amanah Visi Misi Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar, Salah Satu diantaranya adalah melakukan Pelestarian Nilai-Nilai Sejarah yang  masih tertinggal dalam masa Sejarah Perjuangan Rakyat mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

 

Dalam merealisasikan amanah tersebut maka Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar,  mengagendakan  beberapa  kegiatan Lawatan Sejarah termasuk  mensosialisasikan, mempublikasikan, mengevaluasi  serta  memberikan pengetahuan   nilai sejarah dikalangan generasi muda yang selama ini tidak diketahui makna dari perjuangan para pahlawan kita yang terdahulu dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu  merealisasikan kegiatan tersebut tentu dibutuhkan kerja yang cukup dalam penyelenggaraan Iven Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar, sehingga mampu menghasilkan karya yang baik, dan segala bentuk  kekurangan akan menjadi bahan evaluasi kedepan sehingga mampu mengapresiasikan kegiatan yang lebih profesional, bermutu dan berkualitas.

Bumi Sawerigading menjadi tempat terpilih dalam kegiatan lawatan sejarah tahun 2011. Pemilihan tempat ini dengan pertimbangan bahwa Luwu memiliki sejarah panjang dan disini pula mitologi Sure’ Lagaligo lahir, sebuat epos yang terpanjang di dunia dan telah mendapat mengakuan dari Unesco sebagai warisan dunia.
Sejarah Tanah Luwu sudah berawal jauh sebelum masa pemerintahan Hindia Belanda bermula. Sebelumnya Luwu telah menjadi sebuah kerajaan. Hal sejarah Luwu ini dikenal pula dengan nama Tanah Luwu yang dihubungkan dengan nama La Galigo dan Sawerigading. Kerajaan Luwu adalah kerajaan tertua, terbesar, dan terluas di Sulawesi Selatan yang wilayahnya mencakup Tana Luwu, Tana Toraja, Kolaka, dan Poso. Perkataan “Luwu” atau “Luu” itu sebenarnya berarti “Laut”. dari We Tenriabeng, saudara kembar dari Sawerigading.

Setelah Belanda menundukkan Luwu, mematahkan perlawanan Luwu pada pendaratan tentara Belanda yang ditantang oleh hulubalang Kerajaan Luwu Andi Tadda bersama dengan laskarnya di Ponjalae pantai Palopo pada tahun 1905. Belanda selanjutnya mebangun sarana dan prasarana untuk memenuhi keperluan pemerintah penjajah diseluruh wilayah kerajaan Luwu mulai dari Selatan, Pitumpanua ke utara Poso, dan dari Tenggara Kolaka (Mengkongga) ke Barat Tana Toraja.  
Raja terakhir dari kerajaan Luwu adalah Andi Djemma yang bergelar Petta Matinro’e ri Amaradekanna yang memerintah mulai tahun 1935-1965 Masehi. Beliau merupakan raja yang sangat dikagumi dan dibangga-banggakan oleh rakyatnya bahkan raja-raja lain di Sulawesi Selatan karena keberaniannya dalam menghadapi penjajah Belanda. Beliau rela mati dan meninggalkan seluruh harta dan kekuasaannya untuk mempertahahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Karena itulah beliau diberi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah pusat sekitar tahun 2003, dimana beliau merupakan satu-satunya raja Luwu dari sekian raja Luwu yang memerintah ketika Belanda datang menjajah negara kita yang memperoleh gelar kehormatan tersebut. Disamping itu Luwu juga adalah tempat pendaratan para Muballiq untuk menyiarkan agama Islam pertama di Sulawesi Selatan.

Sejarah Kota Palopo, Kota Palopo dahulu disebut Kota Administratip (Kotip) Palopo, merupakan Ibu Kota Kabupaten Luwu yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor Tahun 42 Tahun 1986 Seiring dengan perkembangan zaman, tatkala gaung reformasi bergulir dan melahirkan UU No. 22 Tahun 1999 dan PP 129 Tahun 2000, telah membuka peluang bagi Kota Administratif di Seluruh Indonesia yang telah memenuhi sejumlah persyaratan untuk dapat ditingkatkan statusnya menjadi sebuah daerah otonom. Tanggal 2 Juli 2002, merupakan salah satu tonggak sejarah perjuangan pembangunan Kota Palopo, dengan di tanda tanganinya prasasti pengakuan atas daerah otonom Kota Palopo oleh Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia , berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Palopo dan Kabupaten Mamasa Provinsii Sulawesi Selatan , yang akhirnya menjadi sebuah Daerah Otonom, dengan bentuk dan model pemerintahan serta letak wilayah geografis tersendiri, berpisah dari induknya yakni Kabupaten Luwu. Diawal terbentuknya sebagai daerah otonom, Kota Palopo hanya memiliki 4 Wilayah Kecamatan yang meliputi 19 Kelurahan dan 9 Desa. Namun seiring dengan perkembangan dinamika Kota Palopo dalam segala bidang sehingga untuk mendekatkan pelayanan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat , maka pada tahun 2006 wilayah kecamatan di Kota Palopo kemudian dimekarkan menjadi 9 Kecamatan dan 48 Kelurahan. Setelah tim panitia mengadakan Hunting di Kota Palopo banyak terdapat situs bersejarah yang dapat dijadikan referensi sebagai  bahan kunjungan  dalam rangka kegiatan lawatan sejarah.

Berdasarkan dari survey  inilah Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar, menyelenggarakan lawatan sejarah tingkat regional IX se Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara. Program ini diharapkan mendukung tujuan pembelajaran sejarah agar lebih efektif dengan cara studi dan karya wisata. Selain tujuan edukatif, peserta juga diharapkan memperoleh inspirasi agar dalam bersikap, berperilaku dapat berbekal dengan nilai-nilai sejarah, terutama nilai kepahlawanan, cinta tanah air, persatuan, dan solidaritas. Beranjak dari kegiatan ini diharapkan persoalan disintegrasi bangsa dapat diatasi dan sekaligus dapat menghargai para pahlawan nasional.

SASARAN

  1. Memfasilitasi forum silatuhrahmi antar peserta dari berbagai daerah/kabupaten dari wilayah kerja BPSNT (Sulawesi-selatan, Tenggara dan Barat).
  2. Membangkitkan kesadaran Sejarah dan menyamakan persepsi dikalangan generasi muda dari berbagai keragaman budaya menjadi semangat persatuan untuk memperkokoh ketahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Menghidupkan nilai-nilai dan semangat kebersamaan untuk saling mengerti dikalangan generasi muda.
  4. Menghidupkan ingatan kolektif bangsa melalui penanaman nilai-nilai sejarah kepada generasi bangsa.
  5. Membuka cakrawala yang luas kepada generasi bangsa tentang keragaman budaya bangsa Indonesia dan simpul-simpul sejarah yang tersebar dari berbagai daerah di Nusantara.
  6. Memperkenalkan obyek-obyek peninggalan sejarah dan budaya guna menumbuhkan sikap gemar melestarikan, melindungi, dan memelihara peninggalan sejarah dan tradisi.
  7. Menemukan dan mempraktekkan formula baru bagi dunia pendidikan tentang metodologi pengajaran sejarah yang menarik dan tidak membosankan.

HASIL YANG DIHARAPKAN

  1. Memberikan penambahan pengetahuan kepada para peserta siswa dan guru akan pentingnya Nilai-Nliai Sejarah dari perjuangan rakyat Luwu khususnya dan umumnya rakyat Indonesia dalam mempertahan NKRI sebagai harga mati.
  2. Terciptanya kerjasama yang baik antar instansi dalam penyelenggaraan Lawatan Sejarah dalam rangka melestarikan dan mensosialisasikan peningggalan sejarah yang ada didaerah Kota Palopo dan sekitarnya.
  3. Memberikan pembinaan kepada para peserta siswa dan guru dalam membuat karya tulis dan diskusi kelompok pada objek sejarah yang dikunjungi.
  4. Melakukan pelestarian Nilai-Nilai Sejarah yang ada untuk dijadikan bahan referensi sebagai sarana penyebarluasan informasi kepada masyarakat, Mahasiswa, LSM dan Lembaga Pemerintah/Swasta.


Semoga apa yang dilakukan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar dalam kegiatan Lawatan Sejarah dapat menjadi nilai guna untuk kita dan untuk masayarakat pada umumnya, serta dapat memberikan inspirasi dan  konstribusi yang cukup kepada Pemerintah Daerah Kota Madya Palopo dalam menanamkan Nilai-Nilai Sejarah Perjuangan Rakyat Palopo khususnya dan umumnya masyarakat Sulawesi Selatan. (Drs. Nawir)

 

Galeri


BPSNT SAHABAT

BPSNT Padang
BPSNT Tanjung Pinang
BPSNT Bali
BPSNT Bandung
BPSNT Pontianak
BPSNT Ambon
BPSNT Yogyakarta

Alamat Kantor

BPSNT Makassar
Jln. Sultan Alauddin Makassar
TLP: (0411) 885119 FAX: (0411) 865166
Email: [email protected]

Layanan Online

1. Humas
2. Tata Usaha
3. Tim Peneliti
4. Umum
5. Operator
6. Electindo