BPSNT Makassar

Home Kegiatan Penanaman nilai–nilai budaya sipakatau dalam kehidupan generasi muda

Penanaman nilai–nilai budaya sipakatau dalam kehidupan generasi muda

Dewasa ini bangsa Indonesia berada dalam era modernisasi dan globalisasi. Arus informasi yang begitu cepat merambah keberbagai lapisan masyarakat dan tidak terkecuali kaum remaja, sehingga berbagai budaya dari luar dapat merubah pola pikir dan cara pandang mereka dalam berbuat dan bertingkah laku. Berbagai aspirasi dan kepentingan  baik individu maupun kelompok banyak yang tersalurkan  tidak sesuai dengan norma-norma hukum dan etika yang menjunjung nilai-nilai budaya dan harkat sebagai manusia. Maraknya perkelahian dan tawuran  antar pelajar dewasa ini meruapakan salah satu dampak kurangnya pemahaman remaja  akan nilai-nilai budaya sipakatau, yaitu tidak menghargai dan menghormati harkatnya sebagai manusia. Oleh sebab itu perlu ada penanaman nilai-nilai dan norma-norma sipakatau kepada generasi muda atau kaum remaja, agar terhindar dari pengaruh negatif atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya yang merupakan jati diri orang Bugis Makassar.

Pemahaman kaum remaja akan nilai – nilai budaya sipakatau hampir terabaikan, seiring dengan perkembangan zaman. Terkadang perbuatan yang kurang menghargai dan menghormati harkat seseorang sebagai manusia, tidak diindahkan dan  dianggap  wajar – wajar saja,  hal ini akan  mengarah kepada perilaku yang melanggar etika dan  moral dalam  bermasyarakat, sehingga dikhawatirkan para generasi muda akan kehilangan jati diri sebagai orang Bugis Makassar yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

 

Salah satu unsur budaya yang sangat prinsipil dalam kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan  adalah budaya sipakatau yang mengandung esensi nilai luhur yang universal, namun kurang teraktualisasi secara sadar dan dihayati dalam kehidupan sehari-hari. Kalau kita menelusuri secara mendalam, dapat ditemukan bahwa hakikat inti kebudayaan Bugis Makassar itu sebenarnya adalah bertitik sentral pada konsepsi mengenai “tau” (manusia),  yang manusia dalam konteks ini, dalam pergaulan sosial, amat dijunjung tinggi keberadaannya.

Dari konsep “tau” inilah sebagai esensi pokok yang mendasari pandangan hidup orang Bugis Makassar, yang melahirkan penghargaan atas sesama manusia. Bentuk penghargaan itu dimanifestasikan melalui sikap budaya “sipakatau”. Artinya, saling memahami dan menghargai secara manusiawi.
Dengan pendekatan sipakatau, maka kehidupan seseorang dapat mencapai keharmonisan, dan memungkinkan segala kegiatan kemasyarakatan berjalan dengan sewajarnya sesuai hakikat martabat manusia. Seluruh perbedaan derajat sosial tercairkan, turunan bangsawan dan rakyat biasa, dan sebagainya. Yang dinilai atas diri seseorang adalah kepribadiannya yang dilandasi sifat budaya manusiawinya.

Aprisiasi orang Bugis Makassar terhadap budaya sipakatau begitu tingginya sehingga dijadikan sebagai barometer penilaian tentang layak dan tidaknya seseorang disebut tau (manusia). Konsep tau dalam budaya Bugis Makassar menggambarkan sosok manusia yang utuh dan sempurnah, dimana seluruh aspek – aspek kehidupannya diwarnai oleh nilai – nilai sipakatau dan dilengkapi dengan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa sebagai wujud dari orang yang beragama. Hal tersebut akan membentuk manusia yang berwatak dan berkepribadian sempurnah, berakhlak mulia, tahu menempatkan diri pada posisi yang semestinya.
Sipakatau dalam kehidupan pergaulan kemasyarakatan, akan tercipta dalam lingkungan orang-orang yang menghayati dan mampu mengamalkan sikap hidup sipakatau yang dapat secara terbuka saling menerima hubungan kekerabatan dan kekeluargaan.  Sipakatau dalam kegiatan ekonomi, sangat mencela adanya kegiatan yang selalu hendak “annunggalengi” (egois), atau memonopoli lapangan hidup yang terbuka secara kodrati bagi setiap manusia. Azas sipakatau akan menciptakan iklim yang terbuka untuk saling “sikatallassi” (saling menghidupi), tolong-menolong, dan bekerjasama membangun kehidupan ekonomi masyarakat secara adil dan merata.
Demikianlah sipakatau menjadi nilai etika pergaualan orang Bugis Makassar yang patut diaktualisasikan di segala sektor kehidupan. Di tengah pengaruh budaya asing cenderung menenggelamkan penghargaan atas sesama manusia, maka sikap sipakatau merupakan suatu kendali moral yang harus senantiasa menjadi landasan. Hal itu meningkatkan budaya sipakatau yang merupakan tuntunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan azas Pancasila, terutama sila ketiga yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Oleh karena itu, pemahaman akan nilai – nilai budaya sipakatau’ perlu disosialisasikan kepada generasi muda khususnya kaum remaja, yang saat ini berada pada tataran pencarian jati diri. Sebagai wujud dari pelestarian nilai – nilai budaya, maka untuk kegiatan program tahun 2011 ini. Balai Pelestaraian Sejarah dan Nilai Tradisional  (BPSNT) Makassar, akan mengadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat siswa SMA/MAN baik negeri maupun swasta se Kota Makassar dan sekitarnya. Dengan melalui lomba karya tulis ilmiah ini, diharapkan dapat memberi pemahaman sekaligus penanaman nilai – nilai budaya sipakatau baik dalam lingkungan keluarga, pergaulan sehari-hari maupun dalam masyarakat.

Budaya sipakatau’ di kalangan masyarakat di Sulawesi Selatan merupakan norma–norma atau aturan dalam berbuat dan berprilaku. Budaya ini apabila dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari – sehari akan berpengaruh positif dan memotivasi individu maupun kelompok untuk saling menghargai dan menghormati orang lain sesuai dengan harkat dan  martabatnya sebagai manusia. Sehingga permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat yang menyangkut pelanggaran norma–norma sosial akan terkendali. Oleh karena itu, melalui lomba karya tulis ilmiah tentang budaya sipakatau dirasakan sangat penting, dimana  nilai – nilai positif yang terkandung di dalamnya perlu diungkapkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan demikian, pelestarian nilai budaya di kalangan remaja khususnya yang berkenaan dengan budaya sipakatau, akan menfokuskan permasalahannya sebagai berikut :

Pertama : Budaya sipakatau dikalangan remaja dewasa ini sering terabaikan.  Rambu – rambu ini dengan mudah dilanggar hanya untuk memenuhi keinginan dan kepentingan pribadi atau kelompok. Rasa kemanusian terkadang terabaikan hanya untuk memenuhi keegoan seseorang atau sekelompok orang,  dengan menghargai dan menghormati harkat dan martabat orang lain sebagai manusia,  maka pada dasarnya akan mengangkat harkat dan martabat dirinya sebagai manusia seutuhnya.  Menghargai dan menghormati hak-hak orang lain  dapat mencegah untuk berbuat dan berprilaku yang melanggar aturan atau hukum.

Kedua : Perkembangan zaman dan arus informasi yang begitu cepat yang menyebabkan masuknya berbagai budaya dari luar sehingga budaya sipakatau ini terabaikan. Sikap egois dan mau menang sendiri dalam berbagai aspek kehidupan akan menimbulkan gejolak sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Dan di lain pihak, pergeseran – pergeseran ini akan menipiskan akhlak, moral dan kepribadian bangsa.
Ketiga : Generasi muda khususnya kaum remaja yang masih duduk dibangku sekolah, belum memahami dan belum efektif menerapkan budaya sipakatu ini dalam kehidupan maupun dalam pergaulan. Oleh sebab itu, bagaimana budaya sipakatau dapat merubah perilaku mereka untuk selalu menghargai dan menghormati harkat dan  martabat orang lain  baik dalam pergaulan  dilingkungan sekolah, keluarga maupun dalam  masyarakat  yang majemuk


Lomba penulisan karya tulis ilmiah ini, bertujuan untuk melestarikan nilai nilai budaya lokal, khususnya budaya sipakatau’. Dalam pelestarian tersebut diharapkan  adanya  penanaman  nilai – nilai  budaya   terhadap  generasi    muda  (siswa SMU), sebagai generasi penerus bangsa. Pemahaman dan penghayatan nilai – nilai budaya bagi generasi muda akan menjadi salah satu pedoman dalam berinteraksi sosial, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.         
Selain itu,  dikalangan generasi muda  khususnya yang berkenaan dengan budaya sipakatau dapat diaplikasikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan para siswa di lingkungan SMU/MAN baik negeri maupun swasta dapat menambah wawasan tentang budaya sipakatau sebagai kontrol diri dan lebih menekankan ketaatan kepada norma, aturan dan hukum.


Lomba karya tulis ilmiah   berlangsung dalam dua tahap yaitu  Tahap I  Penulisan karya tulis yang berlangsung sejak pengiriman pedoman  lomba ke sekolah-sekolah yaitu dari tanggal 10 April s/d 10 Juni  2011 Tahap II    penilaian karya tulis berlangsung dari tanggal 10 sampai  17 Juni 2011, Tahap III presentasi pemenang lomba yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni  2011 bertempat di Aula BPSNT Makassar. Jl. Sultan Alauddin Km 7 Makassar
Agar proses pemahaman dan pelestarian nilai budaya lebih terarah, akan ditampilkan pemikir – pemikir muda di lingkungan siswa SMA/MA baik negeri maupun swasta dengan topik – topik sebagai berikut :

Penerapan budaya sipakatau’ dalam lingkungan keluarga.
Pembahasan ini menguraikan tentang bagaimana orang tua sebagai pendidik paling awal dalam keluarga, mampu    menerapkan budaya sipakatau kepada anak – anaknya. Diharapkan peran orang tua dapat memberi pemahaman tentang menghargai dan menghormati orang lain dalam harkat dan martabatnya sebagai manusia, sehingga dapat memotivasi anak untuk selalu berusaha berbuat dan berprilaku untuk saling menghargai dan menghormati, tolong menolong dan kasih mengasihi sesama manusia mengangkat derajat dan harga diri sebagai generasi penerus.

Penerapan budaya sipakatau  di lingkungan pendidikan Formal.
Sekolah adalah tempat menimbah ilmu untuk bekal masa depan, yang merupakan sebagai tumpuan harapan bagi bangsa dan Negara. Penerapan budaya sipakatau  di lingkungan pendidikan akan memicu semangat dan motivasi generasi muda untuk senantiasa berprilaku baik dalam meningkatkan prestasi dan semangat untuk terus maju menggapai cita – cita dalam mewujudkan manusia seutuhnya.


Penerapan budaya sipakatau’ dalam arena umum. 
Setiap orang  dalam berinteraksi di masyarakat, senantiasa dibatasi oleh aturan dan tata krama yang berlaku baik berdasarkan pada nilai-nilai budaya lokal maupun pada ketentuan umum yang telah disepakati bersama. Penerapan budaya sipakatau di arena umum bagi kaum remaja dan generasi muda merupakan aplikasi dari perilaku yang mencerminkan penghargaan dan penghormatan antar sesama,  yang senantisa menjunjung tinggi harkat martabat manusia.

Pelaksanaan lomba karya tulis ilmiah yang bertemakan budaya sipakatau yang diikuti oleh peserta siswa-siswi tingkat SMU se kota Makassar, Gowa,Takalar dan Maros, telah terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Panitia Pelaksana kegiatan, yang telah mengirim undangan lomba sebanyak 50 undangan ke sekolah–sekolah yang ada dalam wilayah kota Makassar, Gowa, Takalar dan Maros.  Sampai batas waktu yang telah ditetapkan, makalah yang diterima oleh panitia berjumlah  35 makalah dari 14 sekolah.


Dari ke 35 makalah yang dinilai oleh tim juri, telah ditetapkan 6 makalah terbaik. Dari ke 6 makalah tersebut telah dipresentasikan di depan siswa-siswi dan guru pembimbing dari sekolah se kota Makassar, Gowa, Takalar dan Maros. Presentasi siswa-siswi yang masuk 6 besar telah berlangsung pada tanggal 21 Juni 2011, dan berlangsung secara alot, masing-masing finalis berupaya membawakan karya tulisnya sebaik mungkin, dihadapan dewan juri dan peserta lomba. Dari hasil penilaian dewan juri telah menetapkan juara I,II,III, dan harapan I, II dan III sebagai berikut :

  • Juara     I      Trisnawati Andini, SMUN 1 Takalar
  • Juara     II     Ahmad Fauzi, MAN 2 Model  Makassar
  • Juara    III    Nur Sheilah Muis, SMUN 4 Makassar
  • Harapan   I      Sulfiah Dwi Astarini, SMUN 12 Makassar
  • Harapan   II     Nur Sri Wahyuni, SMUN 3 Takalar
  • Harapan   III    Fitria Ramadhani SMU Muhammadiayah Limbung.

Dalam pelaksanaan kegiatan lomba ini, diharapkan para siswa – siswi di lingkungan SMU/MAN baik negeri maupun swasta dapat menambah wawasan tentang budaya sipakatau, dan menjadikan sebagai acuan atau tatanan dalam berperilaku yang senantiasa menghargai atau menghormati sesama manusia. Selain itu diharapkan pula para generasi muda di lingkungan SMU dapat mengaplikasikan budaya sipakatau baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah dan arena umum. Oleh karena itu pemahaman dan penghayatan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam budaya sipakatau,  akan menjadi salah satu pedoman dalam berinteraksi sosial, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.

 

Galeri


BPSNT SAHABAT

BPSNT Padang
BPSNT Tanjung Pinang
BPSNT Bali
BPSNT Bandung
BPSNT Pontianak
BPSNT Ambon
BPSNT Yogyakarta

Alamat Kantor

BPSNT Makassar
Jln. Sultan Alauddin Makassar
TLP: (0411) 885119 FAX: (0411) 865166
Email: [email protected]

Layanan Online

1. Humas
2. Tata Usaha
3. Tim Peneliti
4. Umum
5. Operator
6. Electindo