Indonesia sesuai faktanya diketahui merupakan sebuah negara yang diilhami keberagaman dalam banyak hal, mulai dari keberagaman agama, suku bangsa, adat istiadat, serta budaya. Bahkan dengan keberagamannya ini, khususnya yang erat keterkaitannya dengan aspek budaya, Indonesia justru menjadi sasaran kunjungan wisata bagi negara luar atau disebut juga Wisman (Wisata Nmancanegara). Keberagaman budaya Indonesia memang dapat tercipta oleh karena penduduknya hidup dalam wilayah persebaran. Kondisi seperti ini boleh dikatakan berbeda-beda antara satu dengan lainnya berdasarkan letak geografis. Olehnya itu dalam rangka mengenali antara satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya, justru salah satu unsur yang menjadi perekat sebagai sebuah identitas masyarakat bersangkutan, adalah menengok ke arah aspek budaya.
Kita ketahui bersama, bahwa dalam membicarakan yang namanya budaya, maka kita akan terbawa dalam melihat sebuah ruang lingkup yang cukup luas. Olehnya itu, dari kegiatan ini salah satu budaya lokal yang kami angkat, adalah perlombaan permainan rakyat yang merupakan cerminan dibalik karya-karya budaya para leluhur. Permainan rakyat dalam konteks yang lebih luas juga meliputi beragam bentuk dan model, yaitu ada yang sifatnya menjadi sebuah permainan yang dapat dimainkan semua kalangan (tua, muda, anak-anak dan orang dewasa). Bahkan ada bentuk permainan yang khusus dimainkan berdasarkan usia dan jenis kelamin, serta ada pula yang dimainkan berdasarkan kelompok dan perorangan.
Berbicara atau memilih permainan rakyat dalam suatu pemaparan program kerja, seperti halnya salah satu program kerja Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar tahun 2011 yang telah dilangsungkan, adalah terfokus permainan engran bambu (longga=bahasa Makassar) dan permainan simpul kaki (langga-langga bangkeng=bahasa Makassar). Kedua jenis permainan tradisional disebutkan, merupakan jenis permainan yang boleh dikatakan populer dalam lingkup kehidupan orang Bugis dan orang Makassar, namun tidak tertutup kemungkinannya kelompok sosial lain juga mengenalnya, khususnya di lingkup kehidupan orang Toraja dan Mandar. Kedua motif permainan rakyat disebutkan, yaitu untuk engran bambu dimainkan dengan menggunakan alat dari bambu dan dilombakan secara perorangan, dengan laki-laki yang lebih dominan. Sedangkan untuk permainan simpul kaki, merupakan bentuk permainan yang dilombakan secara kelompok, yaitu minimal tiga orang satu kelompok, dengan kaum perempuan yang menjadi dominan.
Tujuan dilaksanakannya lomba permainan rakyat, khususnya dua karya budaya para leluhur, yaitu engran bambu dan simpul-simpul kaki, selain yang bersifat umum adalah untuk memperkenalkan permainan itu kepada masyarakat sebagai sebuah karya budaya para leluhur. Namun yang dianggap paling prinsip terkait dengan permainan ini adalah bertujuan untuk menyimak berbagai bentuk apa yang menjadi makna dan nilai yang dikandung di dalam permainan tersebut.
Misalnya dalam setiap permainan rakyat ditemukan adanya nilai kebersamaan, nilai solidaritas, nilai perjuangan, nilai ketangkasan, termasuk penanaman nilai kejujuran. Kesemua nilai yang termuat dalam permainan rakyat disebutkan, adalah menjadi modal dasar membangun karakter masyarakat, khususnya generasi pelanjut yang boleh dikatakan tidak ditemukan pada bangku sekolah atau yang disebut pendidikan formal. Termasuk pula bertujuan menjaga punahnya karya budaya dalam bentuk permainan rakyat yang penuh dengan rana pembelajaran dalam membangun karakter bangsa Indonesia yang diketahui sangat kental dengan nuansa budayanya. Dalam kegiatan lomba, panitia pelaksana mengangkat sebuah tema yang tidak lain disesuaikan dengan apa yang menjadi visi dan misi Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar. Adapun tema lomba yang ditampilkan, yaitu: “Dengan Permainan Rakyat, Kita Wujudkan Pelestarian Warisan Budaya Leluhur”.
Kegiatan lomba didukung pembentukan panitia pelaksana oleh Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar yang disyahkan berdasarkan Surat Keputusan, dengan jumlah personal adalah sebanyak 17 orang, yang terdiri dari Penanggungjawab, Ketua Panitia, Sekretaris Panitia, Tim Juri, serta tenaga dokumentasi, yang kesemuanya merupakan staf atau pegawai dan tenaga honorer di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar (Sk. Kepanitiaan terlampir).
Peserta Lomb. Lomba permainan rakyat yang dipertandingkan meliputi dua jenis permainan yaitu engran bambu (longga) dan simpul kaki (langga-langga bangkeng), yang diikukti sebanyak 100 orang murid. 100 orang yang menjadi peserta lomba berasal dari murid Sekolah Dasar (SD) dan Madrazah Ibtidayah (MI) yang terdapat di Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa, termasuk satu peserta berasal dari Kabupaten Jeneponto. Dalam satu kelompok murid, didampingi oleh satu orang guru.
Setiap sekolah yang diundang mengikuti lomba permianan rakyat ini, mengutus empat orang muridnya, yang terdiri satu murid laki-laki yang dikhususkan mengikuti lomba permainan engran bambu (longga) dan tiga murid perempuan lainnya diutus khusus mengikuti lomba permainan simpul kaki (langga-langga bangkeng). Peserta dalam mengikuti lomba berlangsung dengan sistem gugur, untuk mencari enam orang pemenang untuk engran bambu dan enam kelompok untuk simpul-simpul kaki, yaitu juara satu sampai juara harapan tiga. Masing-masing peserta pemenang lomba, selain mendapatkan sertifikat dan tropy, juga berhak mendapatkan uang pembinaan berdasarkan peringkatnya (nama-nama peserta terlampir).
Waktu dan Tempat Lomba
Lomba permainan rakyat yang mempertandingkan dua jenis lomba dilangsungkan pada hari Rabu, tanggal 13 Juli 2011, dengan mengambil lokasi di lapangan sepak bola Tamalayang Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Kedua lomba tersebut (engran bambu dan simpul kaki) dimulai pada pagi hari hingga sore hari.
Hasil Lomba
Lomba permainan rakyat yang dilangsungkan di wilayah Kecamatan Bontonompo-Kabupaten Gowa yang berlangsung sehari, dengan mempertandingkan dua jenis permainan rakyat sebagaimana digambarkan sebelumnya, sesuai sasaran menghasil juara-juara sesuai kategori lomba yang diikuti. Pemenang lomba dimaksud, yaitu juara 1 sampai juara 6 untuk kategori permainan rakyat engran bambu (longga), adalah berturut-turut seperti berikut.
Untul Lomba Engran Bambu (Perorangan), pemenangnya, yaitu:
- Pemenang I. Sudarman (Madrazah Ibtidayah Marayoa, Jeneponto
- Pemenang II. Zulfikar (SDN Bontorikong-Gowa)
- Pemenang III. Sahrul Wahyudin (SD Inpres Kalase’rena-Gowa)
- Harapan I. Herwndi (SD Inpres Bontonompo-Gowa)
- Harapan II. Muh. Irfan (SDN Anassappu-Gowa)
- Harapan III. Nurjan (SD Inpres Bontosallang-Gowa)
Untuk Lomba Simpul Kaki (Beregu), pemenangnya, yaitu:
- Pemenang I. Irmawati, Agustinan dan Jumriani (SD Inpres Bategulung-Gowa).
- Pemenang II. Isnafiah, Asrini dan Tenri Mutia (SDN Center Rappokaleleng-Gowa).
- Pemenang III. Fitrianingsih, chartawati dan Putri Sri Rahayu (SD Inpres Bontorannu-Gowa)
- Harapan I. Ria Indriati, Nur Azizah dan Sri Endang (Madrasah Ibtidayah Kacci-Kacci-gowa)
- Harapan II. Nur Hikmah, Huriani dan Anggita (SDN Bontorikong-Gowa)
- Harapan III. Hasmawati, Rindiani dan Nurul Hidayah (SD Inpres Bulugading 1-Gowa).